mengkampanyekan anti-Cina, dianggap tindakan tepat sehingga pesan kebencian tidak menyebar dan 'meracuni "trauma kerusuhan 98"

dokumen : BBC
Dukungan ditunjukkan sebagian warga Indonesia etnis Cina terhadap Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Mengkampanyekan sentimen anti-Cina, dianggap sebagai tindakan tepat sehingga pesan kebencian tidak menyebar dan 'meracuni "trauma kerusuhan 98"

Pegiat Yayasan Nabil, Didi Kwartanada, mengatakan apabila tindakan penyebaran kebencian terhadap etnis Cina yang diduga disuarakan paranormal Ki Gendeng Pamungkas itu dibiarkan, dirinya mengkhawatirkan pengaruhnya "bisa meracuni masyarakat kalangan bawah".

"Figur ini (Ki Gendeng Pamungkas) ini dari dulu suka berulah (diduga) membuat propaganda anti-Cina, khususnya di Kota Bogor. Memang masyarakat kita lebih dewasa ya, tapi kalau itu (kebencian etnis) sering diungkapkan, akan menganggu kehidupan kebangsaan kita," kata Didi kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Rabu (10/05) malam.

Didi menekankan hal itu, apalagi sebagian masyarakat di kalangan bawah masih gampang terprovokasi ketika ada mobilisasi sentimen agama dan etnis. Dia merujuk kepada mobilisasi massa dengan menggunakan isu agama dan ras dalam Pilkada DKI Jakarta lalu.

"Bisa mengkhawatirkan, barangkali di kota-kota besar yang disparitas atau kesenjanagan itu agak lebar. Apalagi kita semua tahu mobilisasi atau propaganda yang dilakukan lewat institusi keagamaan itu cukup efektif. Nah, itu yang saya khawatirkan bisa meracuni klas bawah," jelas Didi lebih lanjut.

Ki Gendeng Pamungkas, yang selama ini menyebut dirinya sebagai paranormal, ditangkap oleh aparat kepolisian, Selasa (09/05) malam, karena dituduh telah menyebarkan kebencian kepada etnis Cina.

Menurut polisi, Pamungkas diduga membuat dan menyebarkan video berdurasi sekitar satu menit yang isinya menyebarkan kebencian terhadap etnis Cina di sejumlah platform media sosial.
"Isinya ujaran kebencian kepada salah-satu ras atau etnis tertentu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, kepada BBC Indonesia, Rabu siang.

Argo Yuwono mengaku pihaknya menangkap Ki Gendeng Pamungkas agar kampanye anti-Cina itu tidak merembet ke mana-mana.

"Tentunya seperti itu. Kalau dibiarkan bahaya bisa kemana-mana. Apalagi, videonya ini viral. Makanya kita tindaklanjuti. Jangan sampai masyarakat terprovokasi,"

sumber : bbc.com

DAPATKAN UPDATE GRATIS: