Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar menyebut kejadian itu berawal dari seorang nenek membutuhkan kursi roda untuk bisa keluar dari pesawat.
Pesawat berangkat dari Kuala Lumpur pukul 12.50 waktu setempat dan tiba di bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pukul 13.55 WIB.
"Ketika penumpang sudah keluar semua, terlihat seorang penumpang perempuan lanjut usia masih terduduk di kursi 41C dengan ditemani salah seorang anggota keluarganya. Tanpa menunggu lama, awak kabin Vera, mendatangi penumpang tersebut yang terlihat membutuhkan kursi roda untuk bisa keluar dari dalam pesawat," jelas Benny dalam keterangan pers kepada KompasTravel, Minggu (8/1/2017).
Sambil menunggu kursi roda datang, Vera dan sang nenek kemudian terlibat percakapan ringan. Kemudian diketahui bahwa penumpang yang bersangkutan merupakan anggota rombongan umroh yang akan melanjutkan penerbangan berikutnya.
"Setelah menunggu beberapa waktu lamanya, kursi roda belum datang juga, maka Flight Service Manager (FSM) Ninik Septinawati dan pramugari Vera segera menawarkan bantuan untuk dapat secepatnya membantu penumpang keluar pesawat," ungkap Benny.
Ia mengungkapkan tawaran bantuan untuk itu dilakukan mengingat baik awak kabin dan penumpang akan melanjutkan ke penerbangan berikutnya.
Benny menyebut Vera berinisiatif menawarkan untuk menggendong penumpang lanjut usia itu dari kursi belakang menuju pintu keluar di depan. Kemudian, tanpa menunggu lama, Vera segera memapah dan kemudian menggendong penumpang tersebut sambil didampingi FSM Ninik menuju pintu depan pesawat.
Hal itu sesuai dengan penghargaan internasional yang diterima Garuda Indonesia sebagai maskapai dengan pelayanan bintang lima.
“Apa yang dilakukan awak kabin Garuda Indonesia merupakan bagian dari standar layanan profesional Garuda Indonesia. Melayani dengan sepenuh hati dan dengan tulus merupakan ciri khas layanan kami. Apa yang dilakukan Vera sebetulnya merupakan bukti dan cerminan kerja profesional. Yang jelas para awak kabin telah berinisiatif untuk mencari solusi atas situasi yang ada,” kata Benny.
Benny menambahkan apa yang dilakukan para awak kabin kiranya dapat menjadi contoh positif bagi semua pihak untuk terus meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan di masa mendatang.
Garuda Indonesia pada tahun 2016 mendapatkan penghargaan untuk ketiga kalinya sebagai "World Best Cabin Crew" dari Skytrax. Skytrax adalah sebuah lembaga independen pemeringkat penerbangan yang berkedudukan di London.
sumber:kompas.com